Kamis, 10 Desember 2015

Harmonisasi Politik Untuk Rakyat



Harmonisasi Politik Untuk Rakyat
Rakyat Indonesia sangat berharap banyak akan adanya perubahan dan perbaikan di roda kepemimpinan di era yang baru ini. Tapi harapan itu mungkin kin telah sirna dari benak rakyat Indonesia. Diera kepemimpinan yang baru saja permasalahan dan kisruh antar pemimpin bangsa sangat jelas adanya, tidak hanya perorangan bahkan antar lembaga-lembaga negara saja tidak akur seakan-akan sangat jelas rakyat melihat bahwa keakraban mereka sangat sulit untuk diwujudkan. Kalau sudah begini adanya jangan salahkan ketika banyak rakyat yang mulai bosan janji-janji politik yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
Padahal berpolitik merupakan usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles), yang sudah negara kita wujudkan lima tahun sekali. Tapi yang kita lihat usaha yang ingin diwujudkan tinggal mimpi saja. Terlihat jelas bagaimana drama-drama politik itu bermunculan dari mengulur waktu kebijakan yang jelas rakyat sudah jelas mendukung untuk menegakkan hukum seadil-adilnya, drama lempar tanggung jawab kebijakan negara, dan ketidak akuran antar lembaga negara. Sangat jelas terlihat pemimpin kita tidak serius untuk melaksanakan sumpah janji jabatannya apalagi melaksanakan semboyan negara “Bhninneka Tunggal Ika”, bagaimana rakyat Indonesia dapat mencontoh mereka sebagai pemangku jabatan di negeri ini apakah rakyat perlu mencari contoh lain di luar negeri jika di negeri ini tak dapat dicari figur pemimpin sejati, jika pemimpin diatas seperti ini apalagi gambaran pemimpin-pemimpin di daerah yang mewakili daerahnya. Kalau seperti itulah adanya kisah orang-orang atas negeri ini bagaimana dengan kisah orang-orang bawah yang menempati negeri ini sebagai negaranya?.
Keresahan rakyat sudah sangat terlihat jelas adanya setiap mendengar kebijakan-kebijakan baru yang terlihat ganjil dan mencekik rakyat. Tidak hanya soal harga tapi juga tentang pemilihan wakil rakyat yang terkesan dibuat-buat serta cara pemimpin kita menegakkan hukum dinegeri ini yang boleh dibilang belum tegas dan sepertinya menguntungkan kaum atas. Banyak sudah kita lihat suara aspirasi mereka di jalanan, di Kota penulis tinggal saja yang disebut sebagai ibu kota pergerakan sudah sering mahasiswa turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi dan menyadarkan masyarakat tentang ketidak beresan negeri ini. Kalau rakyat sudah mencurahkan hati mereka begini, apakah para pemimoin juga akan menyalahkan rakyat yang memilih mereka kemarin?.
Nasib rakyat ada ditangan pemimpinnya. Sudah saat kepentingan bersama didahulukan dibandingkan kepentingan golongan atau pribadi. Jangan sampai urusan internal negara menghambat kinerja bangsa ditambah lagi sudah mulai ada gangguan dari luar ataupun sekelompok orang yang ingin merusak negeri ini, seperti yang kita lihat tidak hanya narkoba atau kejahatan terorganisir saja tapi faham radikal yang tidak segera diatasi juga dapat menganggu keamanan negara. oleh sebab itu mumpung masih dalam awal kepemimpinan para pemimpin kita harus segera memperbaiki kinerjanya yang katanya mereka adalah pejuang rakyat Indonesia. Mereka harus kembali ke dalam nilai luhur gotong royong dan keramahan. Harmonisasi politik harus dilaksanakan agar para pemimpin kita dapat duduk bersama untuk memikirkan bangsanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar