Harmonisasi Politik Untuk Rakyat
Rakyat Indonesia sangat berharap
banyak akan adanya perubahan dan perbaikan di roda kepemimpinan di era yang
baru ini. Tapi harapan itu mungkin kin telah sirna dari benak rakyat Indonesia.
Diera kepemimpinan yang baru saja permasalahan dan kisruh antar pemimpin bangsa
sangat jelas adanya, tidak hanya perorangan bahkan antar lembaga-lembaga negara
saja tidak akur seakan-akan sangat jelas rakyat melihat bahwa keakraban mereka
sangat sulit untuk diwujudkan. Kalau sudah begini adanya jangan salahkan ketika
banyak rakyat yang mulai bosan janji-janji politik yang tidak dapat dibuktikan
kebenarannya.
Padahal berpolitik merupakan
usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori
klasik Aristoteles), yang sudah negara kita wujudkan lima tahun sekali. Tapi
yang kita lihat usaha yang ingin diwujudkan tinggal mimpi saja. Terlihat jelas
bagaimana drama-drama politik itu bermunculan dari mengulur waktu kebijakan
yang jelas rakyat sudah jelas mendukung untuk menegakkan hukum seadil-adilnya,
drama lempar tanggung jawab kebijakan negara, dan ketidak akuran antar lembaga
negara. Sangat jelas terlihat pemimpin kita tidak serius untuk melaksanakan
sumpah janji jabatannya apalagi melaksanakan semboyan negara “Bhninneka Tunggal
Ika”, bagaimana rakyat Indonesia dapat mencontoh mereka sebagai pemangku
jabatan di negeri ini apakah rakyat perlu mencari contoh lain di luar negeri
jika di negeri ini tak dapat dicari figur pemimpin sejati, jika pemimpin diatas
seperti ini apalagi gambaran pemimpin-pemimpin di daerah yang mewakili
daerahnya. Kalau seperti itulah adanya kisah orang-orang atas negeri ini
bagaimana dengan kisah orang-orang bawah yang menempati negeri ini sebagai
negaranya?.
Keresahan rakyat sudah sangat
terlihat jelas adanya setiap mendengar kebijakan-kebijakan baru yang terlihat
ganjil dan mencekik rakyat. Tidak hanya soal harga tapi juga tentang pemilihan
wakil rakyat yang terkesan dibuat-buat serta cara pemimpin kita menegakkan
hukum dinegeri ini yang boleh dibilang belum tegas dan sepertinya menguntungkan
kaum atas. Banyak sudah kita lihat suara aspirasi mereka di jalanan, di Kota
penulis tinggal saja yang disebut sebagai ibu kota pergerakan sudah sering
mahasiswa turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi dan menyadarkan masyarakat
tentang ketidak beresan negeri ini. Kalau rakyat sudah mencurahkan hati mereka
begini, apakah para pemimoin juga akan menyalahkan rakyat yang memilih mereka
kemarin?.
Nasib rakyat ada ditangan
pemimpinnya. Sudah saat kepentingan bersama didahulukan dibandingkan
kepentingan golongan atau pribadi. Jangan sampai urusan internal negara
menghambat kinerja bangsa ditambah lagi sudah mulai ada gangguan dari luar
ataupun sekelompok orang yang ingin merusak negeri ini, seperti yang kita lihat
tidak hanya narkoba atau kejahatan terorganisir saja tapi faham radikal yang
tidak segera diatasi juga dapat menganggu keamanan negara. oleh sebab itu
mumpung masih dalam awal kepemimpinan para pemimpin kita harus segera
memperbaiki kinerjanya yang katanya mereka adalah pejuang rakyat Indonesia.
Mereka harus kembali ke dalam nilai luhur gotong royong dan keramahan.
Harmonisasi politik harus dilaksanakan agar para pemimpin kita dapat duduk
bersama untuk memikirkan bangsanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar