Kamis, 10 Desember 2015

Bercerminlah, maka itulah Jodohmu



Bercerminlah, maka itulah Jodohmu
Ini mauku, curhat sedikit
Ketika kita melihat keindahan dunia dan seisinya, bahkan langit yang semuanya merupakan kuasa Allah SWT kita tak dapat memungkiri, semuanya seakan-akan sudah di atur sedemikian rupa indahnya untuk saling melengkapi. Kelengkapan itu dapat kita lihat dari berpasang-pasangnya keadaan, suasana, kenyataan, makhluk di dunia ini. Bumi yang kita semayamin ini tak istimewa jika tak ada langit, daratan tempat kita tapaki ini tak mungkin ada ujungnya tanpa ada birunya lautan, begitupun makhluk didunia ini takkan berkembang jika tidak saling membutuhkan, dengan diciptakannya laki-laki dan perempuan, atau jantan dan betina bagi hewan-hewan. Semuanya saling membutuhkan, bahkan bungapun sedemikian rupa takkan berkembang jika benangsari tak ditemani putisari. Sungguh menakjubkan karunia ilahi, karena hidup ini adalah pelajaran.
Manusiapun tak dapat dipungkiri takkan lengkap rasanya ibadah itu tanpa ada teman hidup disisi. Banyak manusia yang terkadang tak bersyukur dengan apa yang telah ia peroleh. Baru sebentar membina rumah tangga tapi sudah kisruh, ada yang jomblo menangis-nangis sendiri menganggap tak ada yang menemani. Tapi sesungguhnya jodoh adalah cerminan diri kita, ibarat kita bercermin di kaca maka akan memantulkan pantulan yang sama persis dengan diri kita, lengkap dengan apa yang sedang kita gunakan dan kenakan.
Jodoh tidak harus terburu-buru dicari atau susah payah dikejar sampai kita lupa dengan kewajiban kita bahkan mengabaikan yang lainnya. Usaha dan doa kita bukan sekedar mau dengan salah seseorang, tapi harus yang terbaik dan tepat buat kita. Cara yang baik maka akan menimbulkan keberkahan di esok harinya. Kalau kita dalam kehidupan sehari-hari baik maka kita akan mendapatkan yang baik.Buat temen-temen semua ga usah ragu dan gundah, karena jodoh sudah dituliskan, buat kita.
Cerita diri ku, dan kriteria teman hidupku…
Aku merupakan anak pertama dari empat saudara yang dikarunikan oleh Allah SWT buat kedua orang tuaku. Dari kecil orang tuaku selalu mengajari diriku untuk selalu rajin ibadah, dan diusahakan sholat wajib berjamaah dimasjid dan untuk setiap harinya minimal 1 lembar membaca Al-Qur’an. Simple sebenarnya , cara orang tuaku mendekatkan diriku dengan Rabb-Nya.
Aku juga kadang memiliki kenakalan tersendiri, kenalan remaja yang mungkin pernah dialami oleh remaja lainnya, tapi satu pantang buatku tidak hormat kepada orang tuaku, dan orang lain. Silaturahmi dan tebar senyuman itu ciri khas dariku, sampai-sampai waktu SMA aku dinobatkan sebagai santri teladan dua semester.. hehe
Buat kriteria wanita, aku suka dengan wanita yang asik diajak ngobrol, setia, jujur apa adanya, dan dalam pergaulannya ga terlalu bebas, bukan pergaulan bebas tanda kutip, tapi terlalu cair dalam kesehariannya. Wanita yang bisa menempatkan diri sesuai dengan norma-norma islam dan masyarakat yang ada. Tapi aku suka wanita yang supel ga pendiam dan cerdas dalam melangkah, bisa menjaga diri dimana tempat dan keadaan yang dilewatinya. Karena aku suka mengobrol, diskusi, curhat, dan cerita, harapanku bisa menjadi tempat bersandar dalam segala keadaan di hari esok kelak nanti. Supel, karena aku suka kepo, main-main bareng, tapi ga mudah diajak main, harus tahu keadaan dan waktu.
Aku suka wanita yang mengenakan kerudung dan rok panjang pastinya dalam berbusana sehari-hari, karena aku merasa eanita yang berbusana sedemikian terlihat elok dan anggun dipandang mata, seperti santriwati yang sedang menimba ilmu di Pondok pesantren, karena bagiku wanita yang sedemikian merupakan bentuk dia menata, memantaskan diri  dan berusaha untuk tunduk dengan peraturan yang ada.
Wanita yang lembut perangainya dan nurut dengan nasehat yang baik, wanita yang memiliki naluri keibuan dan sabar tidak tergesa-gesa dalam melangkahkan pilihan. Lembut bukan harus pelan bicaranya, tapi lembut dalam mengolah kata, dan manis lisannya. Karena diriku pribadi berusaha untuk menata perkataan, yang tak langsung menyakiti hati orang lain, dan tidak mengambil langkah dengan kata-kata yang membawa kea rah provokator dalam keburukan.
Pantaskan diri kita sebelum melangkah, keseriusan dan kesetiaan merupakan langkah awal dalam memulai hubungan dan selalu awali dengan doa untuk memohon petunjuk. Masa depan boleh dipikirkan, tapi jangan lupakan kewajiban kita. So tatalah diri kita untuk mendapatkan yang terbaik buat kita.
Aliya Izet Begovic Yahya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar