Bercerminlah, maka
itulah Jodohmu
Ini mauku, curhat
sedikit
Ketika kita melihat keindahan
dunia dan seisinya, bahkan langit yang semuanya merupakan kuasa Allah SWT kita
tak dapat memungkiri, semuanya seakan-akan sudah di atur sedemikian rupa
indahnya untuk saling melengkapi. Kelengkapan itu dapat kita lihat dari
berpasang-pasangnya keadaan, suasana, kenyataan, makhluk di dunia ini. Bumi
yang kita semayamin ini tak istimewa jika tak ada langit, daratan tempat kita
tapaki ini tak mungkin ada ujungnya tanpa ada birunya lautan, begitupun makhluk
didunia ini takkan berkembang jika tidak saling membutuhkan, dengan
diciptakannya laki-laki dan perempuan, atau jantan dan betina bagi hewan-hewan.
Semuanya saling membutuhkan, bahkan bungapun sedemikian rupa takkan berkembang
jika benangsari tak ditemani putisari. Sungguh menakjubkan karunia ilahi,
karena hidup ini adalah pelajaran.
Manusiapun tak dapat dipungkiri
takkan lengkap rasanya ibadah itu tanpa ada teman hidup disisi. Banyak manusia
yang terkadang tak bersyukur dengan apa yang telah ia peroleh. Baru sebentar
membina rumah tangga tapi sudah kisruh, ada yang jomblo menangis-nangis sendiri
menganggap tak ada yang menemani. Tapi sesungguhnya jodoh adalah cerminan diri
kita, ibarat kita bercermin di kaca maka akan memantulkan pantulan yang sama
persis dengan diri kita, lengkap dengan apa yang sedang kita gunakan dan
kenakan.
Jodoh tidak harus terburu-buru
dicari atau susah payah dikejar sampai kita lupa dengan kewajiban kita bahkan
mengabaikan yang lainnya. Usaha dan doa kita bukan sekedar mau dengan salah
seseorang, tapi harus yang terbaik dan tepat buat kita. Cara yang baik maka
akan menimbulkan keberkahan di esok harinya. Kalau kita dalam kehidupan
sehari-hari baik maka kita akan mendapatkan yang baik.Buat temen-temen semua ga
usah ragu dan gundah, karena jodoh sudah dituliskan, buat kita.
Cerita diri ku, dan kriteria
teman hidupku…
Aku merupakan anak pertama dari
empat saudara yang dikarunikan oleh Allah SWT buat kedua orang tuaku. Dari
kecil orang tuaku selalu mengajari diriku untuk selalu rajin ibadah, dan
diusahakan sholat wajib berjamaah dimasjid dan untuk setiap harinya minimal 1
lembar membaca Al-Qur’an. Simple sebenarnya , cara orang tuaku mendekatkan
diriku dengan Rabb-Nya.
Aku juga kadang memiliki kenakalan
tersendiri, kenalan remaja yang mungkin pernah dialami oleh remaja lainnya,
tapi satu pantang buatku tidak hormat kepada orang tuaku, dan orang lain.
Silaturahmi dan tebar senyuman itu ciri khas dariku, sampai-sampai waktu SMA
aku dinobatkan sebagai santri teladan dua semester.. hehe
Buat kriteria wanita, aku suka
dengan wanita yang asik diajak ngobrol, setia, jujur apa adanya, dan dalam
pergaulannya ga terlalu bebas, bukan pergaulan bebas tanda kutip, tapi terlalu
cair dalam kesehariannya. Wanita yang bisa menempatkan diri sesuai dengan
norma-norma islam dan masyarakat yang ada. Tapi aku suka wanita yang supel ga
pendiam dan cerdas dalam melangkah, bisa menjaga diri dimana tempat dan keadaan
yang dilewatinya. Karena aku suka mengobrol, diskusi, curhat, dan cerita,
harapanku bisa menjadi tempat bersandar dalam segala keadaan di hari esok kelak
nanti. Supel, karena aku suka kepo, main-main bareng, tapi ga mudah diajak
main, harus tahu keadaan dan waktu.
Aku suka wanita yang mengenakan
kerudung dan rok panjang pastinya dalam berbusana sehari-hari, karena aku
merasa eanita yang berbusana sedemikian terlihat elok dan anggun dipandang
mata, seperti santriwati yang sedang menimba ilmu di Pondok pesantren, karena
bagiku wanita yang sedemikian merupakan bentuk dia menata, memantaskan
diri dan berusaha untuk tunduk dengan
peraturan yang ada.
Wanita yang lembut perangainya
dan nurut dengan nasehat yang baik, wanita yang memiliki naluri keibuan dan
sabar tidak tergesa-gesa dalam melangkahkan pilihan. Lembut bukan harus pelan
bicaranya, tapi lembut dalam mengolah kata, dan manis lisannya. Karena diriku
pribadi berusaha untuk menata perkataan, yang tak langsung menyakiti hati orang
lain, dan tidak mengambil langkah dengan kata-kata yang membawa kea rah
provokator dalam keburukan.
Pantaskan diri kita sebelum
melangkah, keseriusan dan kesetiaan merupakan langkah awal dalam memulai
hubungan dan selalu awali dengan doa untuk memohon petunjuk. Masa depan boleh
dipikirkan, tapi jangan lupakan kewajiban kita. So tatalah diri kita untuk
mendapatkan yang terbaik buat kita.
Aliya Izet Begovic Yahya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar