Jumat, 30 Oktober 2015

Pensiun/Berhenti

Secabik suratan sesal
Assalamualaikum teman-teman ku semua..
Semua pasti sudah pernah nengok atau membaca blog ku ini, aku minta maaf banget aku pernah lupa dengan kewajibanku dan amanahku sama kalian semua, aku juga minta maaf buat kedua orang tua ku kalau aku tidak mengikuti saran keduanya..
Sungguh indah ternyata ketika aku kembali mengikuti alur yang dahulu ingin aku rasakan, tenang rasanya ketika menyelesaikan masalah bersama ketimbang menikmati dan mersakan beban untuk diri sendiri..
Dahulu aku memang pernah kecewa dengan teman-teman ku yang seakan acuh-tak acuh kepadaku, terkadang aku merasa sia-sia sudah hidupku ini dengan apa yang pernah aku jalani..
Ku kira pilihanku akan selamanya tepat ternyata itu hanya sebuah sandungan yang sakitnya menempel dihati dan terasa sampai saat ini, semua kesalahanku ingin aku lupakan, tapi tak mampu..
Aku tak pernah menjadi sempurna di jalan yang memang bukan jalan untukku. Dahulu awalnya terasa indah, bahagia, dan menantang, tapi ditenga-tengah pun hambatan datang, seakan-akan ombak yang terus mendorong tubuhku tapi aku masih dapat bertahan bagaikan batu karang, diakhir kisahpun aku masih percaya kalau ombak itu akan tenang pada saatnya.. tapi bukan tenag tapi ombak itupun datang dan menyapu semua impian semu yang pernah aku goreskan di lubuk hatiku yang dalam.. aku pun jatuh dan merasakan terkikisnya hati ini bagaikan batu karang yang terkikis gelombang..
Saat itupun aku masih berusaha untuk menunggu matahari bergeser agar musim berganti , tapi akupun tak sanggup karena lautan mengirimkan gelombang yang lebih besar seakan ingin mengabarkan bahwa hidupku telah habis.. dan pada akhirnya aku melihat mentari yang baru muncul, tapi akupun belum mampu untuk menggapainya karena ombak masih tinggi menutupi mataku dan relung hatiku..
Akupun terhempas dan tahu bahwa memang pilihan hidupku tak lagi bersahabat, dalam diamku hanyut dalam gelombang dan tak tahu harus apalagi. Didalam kegelisahan dan keputusasaanku, mentari datang lebih cepat dan segera menarikku untuk memberikan sinarnya. Akupun melihat cahaya, cahaya yang beda yang tak pernah aku lihat sebelumnya, bahkan dari awal aku menginjakkan kakiku dibibir pantai ini, pantai ilmu. Akupun berdiri kembali, hatiku yang berlubang lambat laun bangkit dan luka itupun tertutup, kini aku hanya bisa menyesal untuk masa laluku, tapi aku akan berusaha memperbaiki masa depanku.
Terimakasih Ya Allah, engkau telah memberikan sahabat-sahabat yang menggandengku kembali untuk berdiri dan menjauhi lautan yang ganas,
Ini lah aku Aliya Izet Begovic Yahya
Aku bukan manusia soleh dan sempurna, salahku banyak kawan, maafkan aku, maafkan aku bapak dan ibu, karena aku telah melupakan nasihatmu.. kini aku pulang, pulang dalam restumu..

Maafkan aku kawan, tettaplah genggam tanganku untuk masa depan…
sudah aku tak mau mengulanginya, aku menyesal dan trauma.. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar